Assalamu’alaikum warahmatullaahi wa barokaatuh
Bismillahir rohmaanir rohiim
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya orang2 yang kafir, seandainya mereka memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah dengan yang sebanyak itu lagi untuk menebus diri mereka dari azab pada hari Kiamat, niscaya semua tebusan itu tidak akan diterima dari mereka. mereka tetap mendapat azab yang pedih” (QS 5:36)
Membaca, menyimak ayat diatas harus kita imani bahwa kita sebagai ‘orang beriman’ pantas untuk lagi-lagi bersyukur. Apalagi kita berkesempatan menebus kesalahan kita hanya dengan amalan-amalan kita. Menebus kesalahan kita dengan taubatan nashuha kita. Lantas apakah kita rela menanggalkan ‘keimanan’ kita dan menukarnya dengan ‘kekafiran’?? jelas kita pahami ayat diatas tentang ruginya sebagai panyandang predikat ‘kafir’..?.
Tentu tidak, tentunya kita memilih tetap sebagai mukminin, mukminat, muslimin, muslimat..
Simak dalil tentang kelebihan sebagai seorang mukmin ini, Rasulullah SAW: “Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam ‘segala’ hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut istrinya” (HR Ahmad)
Dari ayat tadi pula, kita dingatkan bahwa harta itu tidak ada arti sama sekali, tidak bisa membeli ‘akhirat’, tidak bisa dipakai untuk menyuap/membeli kenikmatan hari akhir..tidak bisa menukarkan ‘adzab’ dengan ‘nikmat’. Bagi kita (muslimin dan muslimat) ada kewajiban mengeluarkan hak dari harta kita, yang bisa ‘membayar/membeli ni”mat hari akhir nanti, dengan zakat, infaq, shodaqoh. Nabi bersabda: “Di hari qiamat nanti, tiada diantara kalian kecuali akan diajak bicara oleh Allah, tidak ada penerjemah antara dia dan Allah. Ketika dia melihat ke depan dia lihat ada neraka, ketika melihat ke kanan dia melihat amal pahala yang telah dia lakukan. Melihat ke kiri dia melihat dosa yang telah dia lakukan. Maka barangsiapa yang mampu menjaga diri dari api neraka walau dengan setengah biji kurma maka lakukanlah. (HR Ibnu majah kitab azzakat).
Sedang mereka(kafir) tidak bisa menebus azab nanti dengan sebanyak-banyaknya harta milik mereka.
“Seisi” bumi saja tidak bisa dipakai menukar ni’mat hari akhir, apalagi harta yang ‘hanya’ beberapa rumah, ‘hanya’ sekian hektar tanah, ‘hanya’ beberapa buah mobil, ‘hanya’ beribu-ribu lembar saham ??’ Yang menjadi andalan kita nanti bukanlah ‘harta’..bukan..yang diperiksa nanti ‘hanya’ amalan kita.
Mari perbanyak/menumpuk amalan kebaikan/ibadah yang bisa menempatkan kita pada tempat yang mulia yang DIA janjikan.
Maha Benar Allah dengan segala firman-firmanNya.
Wass, De-eS,11ramadhan1431
(Tadarus)
Tinggalkan komentar