Renungan diri:
HARAM-HARAM
Masih banyak diantara kita yang teriak-teriak:
“Kamu berbuat zina, zina itu haram…”
padahal diapun masih sering minum khamr.
Ada yang teriak:
“Jangan minum khamr, khamr itu haram”, tapi dia tidak hati-hati dengan makanan haram.
Ada pula yang teriak:
“hiii makananmu haram…”
Tapi dia sendiri berani berjudi.
Lantas ada juga yang teriak:
“Jangan berjudi, judi itu haram…”
padahal dia pemakan riba.
Ada yang teriak-teriak:
“Dia tuuh pemakan riba…hiii…”
Tapi dirinya sendiri korup besar-besaran.
Ada yang tidak zina, tidak minum khamr, tidak berjudi, tidak sentuh makanan haram, tidak pemakan riba, tidak korupsi. Tetapi dia tidak menjaga lisan. Lisannya banyak menebar fitnah, zholim, dan banyak mengadu-domba..,ternyata tidak bisa lepas begitu saja.
Aah..
Begitu seterusnya, tidak melakukan keharoman yang ini, ada keharoman yang lain.
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah membagikan akhlak di antara kalian sebagaimana Dia membagikan rizki di antara kalian. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberikan dunia kepada siapa yang Dia cintai maupun tidak, sedangkan Dia memberikan agama hanya kepada yang Dia cintai, barangsiapa yang diberi agama oleh Allah, maka Dia telah mencintainya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, seorang hamba tidak akan selamat hingga hati dan lisannya selamat, dan tidak beriman seseorang hingga tetangganya merasa aman dari kejahatannya.” Mereka bertanya; Apakah kejahatannya itu wahai Nabiyullah? Beliau menjawab: “Menganiaya dan menzhaliminya. Dan tidaklah seorang hamba mencari harta yang haram lalu membelanjakannya lantas ia diberkahinya dan tidaklah bersedekah lantas diterima darinya dan tidaklah ia meninggalkan di belakang punggungnya melainkan akan menambahnya ke neraka. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menghapus keburukan akan tetapi menghapus keburukan dengan kebaikan, sesungguhnya keharaman tidak dapat menghilangkan keharaman pula.”
(HR Ahmad 3490)
Jadi, lebih baik kita berniat kuat menjaga diri sendiri saja dari keharoman-keharoman, daripada menunjuk-nunjuk, dan menghakimi keharoman yang dilakukan oleh orang lain. Orang lain biar bertanggung jawab dengan kitabnya kelak, berurusan dengan Yang Maha Menghakimi.
Demikian pula diri ini…masih banyak yang perlu dihapus, masih banyak yang perlu dibangun, masih banyak yang perlu dikembangkan, mumpung dikasih kesempatan.
(Wass, De-eS, 22 Syawal 1439)