‘Kebaikan’ dalam hal tolong-menolong
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh..
Ada yang curhat pada saya, begini…”si A itu sombong sekarang..setelah menjadi kaya, saya minta waktu bertemu saja tidak disempatkan.. Padahal dulunya, apa saja pertolongan yang dia butuhkan, hampir semua saya penuhi… Mulai dari membayar uang sekolah anaknya, bayar kontrakan rumahnya, uang bensin motornya..dll dll. Dari alasan meminjam hingga meminta. Saya kapok menolong orang yang tidak tahu berterima kasih, seperti dia. Boro-boro membayar hutangnya, bertemu saja tidak mau…Bla bla bla…
Setelah selesai bercerita panjang lebar tentang hal lain lagi, teman saya kemudian pergi. Saya mulai merenung hal tadi.. Yaa, memang banyak sekali dari kita yang lupa kacang pada kulitnya, sebaliknya banyak pula dari kita yang sibuk mengungkit-ungkit kebaikan pada orang lain. 2 tipe berlawanan yang ingin saya bahas. Saya sendiri beberapa kali mengalami begitu, orang yang penah ditolong, belum tentu dengan ringan mau balik menolong kita, biarpun bukan menyangkut materi.
Tetapi, bila kita mengharapkan semua orang yang kita tolong itu akan membalas kebaikan kita, kita salah besar… Keseringan, yang ada, kekecewaaanlah yang akan kita dapatkan. Dan parahnya, hal ini malah menghambat kita untuk berbuat baik kepada yang lainnya… Apalagi, dengan mengungkit kebaikan-kebaikan kita satu persatu, malah akan mengurangi bahkan menghapus pahala kebaikan kita itu sendiri, bukan? Lihat firmanNya; “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia.” QS. Al Baqarah: 264. … Jadi bagaimana? Saat kita mampu mengulurkan tangan, mampu menolong… Niatkan saja, dengan ridho Allahlah, kita berbuat baik…tidak berharap lagi pada manusia..tidak sedikitpun.
Simak dalil hadis berikut: ” Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim).” (HR. Ahmad) Kenyataannya, banyak hal baik pula yang kembali terjadi pada kita dari orang lain lagi ( tidakpun dari orang yang sama) , yang tentunya tidak kita sangka-sangka, walaupun bentuknya berbeda… Kita saja yang kadang tidak menyadari. Bisa juga, limpahan kebaikan itu dirasakan oleh keturunan kita…anak-anak kita..biar mereka yang memetik hasil yang kita tanam.
Sedikit berbagi cerita, saat anak sulung saya masih kuliah, banyak teman-temannya yang dari luar daerah yang sering ikut menginap di rumah..bergantian saja silih berganti..ya tidur, ya makan… Saat itu saya hanya berpikir ‘kasihan mereka yang jauh dari orang tuanya, dan tentu bagi saya adalah lebih baik mereka berkumpul di rumah, dibawah pengawasan saya, daripada anak saya banyak berada diluar rumah..’ Cerita dari sini bersambung saat anak kedua saya home stay di luar negeri, rezekinya dapat land-lady yang ‘galak’ menurut penilaian semua teman-temannya…tapi sangatlah baik sikapnya terhadap anak perempuan saya ini… Setiap berkomunikasi telepon, anak saya bercerita bagaimana sikap land-ladynya..hingga si Kakak bilang, : ‘Alhamdulillah, mam.. Landladynya baiik banget sama aku, mungkin ini juga buah nya mama selalu baik kepada teman-teman abang bila menginap di rumah.’ Hhmm…Tidak tahu, bisa jadi begitu, tanpa kita sadari. Wallahu ‘alam. Walaupun kebaikan itu tidak langsung berbalas pada diri saya pribadi…tapi saya amat sangat bersyukur anak- anak saya menikmati kebaikan dari orang yang lain lagi. Dari kejadian ini pula saya belajar dan mengingatkan diri saya sendiri, setiap ada yang membutuhkan pertolongan, jangan ragu menolong bila kita mampu..Jangan karena su’udzon orang ini kelak akan tidak membalas budi (akibat pengalaman yang pernah dirasakan, banyak yang mengambil sikap seperti itu)..menghalangi kita untuk berbuat baik..yakin saja semua perbuatan baik akan ada balasannya, biarpun tidak instan, tidak segera… Bila ada yang tidak tahu berterima kasih, yaa biarkan saja..toh mereka yang tidak mau memanfaatkan perbuatan mulia (tolong-menolong) ini. Tidak perlu kita mengikuti jejak mereka…mudah-mudahan dengan perjalanan waktu, hati mereka tergerak.. Jangan berharap kebaikan dari orang yang sama, tapi berbuat baik sajalah, semua akan mengalir dengan sendirinya…. Allah akan mengatur dan tidak mendiamkan hal ini… Dilain sisi, ingat pula…Jangan menghapus pahala kebaikan kita dengan mengungkit apa yang telah kita berikan.. “penghargaan” yang kita butuhkan hanya dari Dia.
Bagaimana bila kita tidak dapat membalas kebaikan orang lain, karena tidak tahu keberadaannya (misalnya)? Yaa…kirimkan doa untuknya, dimanapun dia berada..mohon ampunan, keselamatan dan rezeki baginya.
Wass, De-eS, Akhir September2012
(Renungan diri, saat teringat kebaikan orang lain dan ingin membalas dengan doa)
Tinggalkan komentar