Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuh…
Dahulu, ada banyak cara ibadah yang salah, yang saya lakukan tanpa ilmu… Alasan saya adalah, terus terang aja saya tidak mencari tahu, juga tidak ada yang memberitahu (bertanya pada sumber yang tidak berilmu) atau diberitahu tetapi ‘ndableg’…
Salah satu ibadah itu ialah sholat sunnah istikhoroh… Yaitu sholat sunnah saat kita harus memilih diantara dua. Atau untuk meyakinkan kita pada satu pilihan kita. Saat itu ada beberapa masukan, yang (mungkin) baik..sampai dengan yang lucu atau aneh. Saya ceritakan memulai dari yang lucu saja ya?!.. Sholat sunnah istikhorohnya begini… Sholat dengan diniatkan memilih antara 2, dengan sebelumnya menuliskan diatas 2 kertas, masing-masing ditulis dengan 2 nama yang akan dipilih atau 2 perkara yang sulit untuk kita putuskan… Setelah ditulis, maka simpan kertas-kertas itu dibawah sajadah. Lalu kita sholat. Setelah sholat, berdoalah…dan lalu dengan menutup mata, ambil kertas dari bawah sajadah dengan tidak melihat. Kertas mana yang terambil maka itulah pilihan yang dipilihkan Allah untuk kita. Hehehehe…mirip sulap ya??? Maluu iih kalo diinget-inget.
Yang berikutnya, dengan berniat (lengkap disebutkan) bahwa kita sholat sunnah untuk memohon pilihan yang terbaik, yaitu A atau B, mengapa A dan B. Lebih lama membaca niatnya dari pada doanya…hehehe. Dan setelah selesai sholat, apa saja yang kita rasakan, misalnya kecendrungan hati mengarah ke B saat itu yaa artinya B lah yang harus dipilih…( saat itu harus jujur lagi nih, sholat wajib saya sendiripun masih belang-bentong). Nah, wajibnya aja susaah, berharap pula dengan instan sunnahnya sekejap didengarNya…dijawabNya. Bila diingat sekarang, pilihan yang saya ambil (atau yang saya rasa bahwa itu pilihanNya saat itu) mungkin hanya berdasarkan “kemauan”ku saja… maksain.
Begitulah sebagian kesalahan-kesalahan (lebih dari satu) yang saya lakukan sebelum mempelajari banyak hal tentang agama kita.
Sedikit tentang istikhoroh, mari kita simak dalil hadis ini:
“Sebagian kebahagiaan anak Adam adalah beristikhoroh pada Allah dan rela terhadap apa yang ditetapkan Allah. Sedangkan sebagian kesengsaraan anak Adam adalah meninggalkan istikhoroh dan membenci apa yang telah ditetapkan Allah” (HR Tirmidzi).
Tidak rugi orang yang istikhoroh dan tidak menyesal orang yang musyawarah.
Sehebat dan sepandai apapun, manusia punya kekurangan & keterbatasan. Ilmu yang dimiliki terbatas dibanding dengan luasnya samudra masalah kehidupan. Istikhoroh adalah sholat 2 rakaat selain sholat wajib dan berdoa/memohon pada Allah, terhadap hal yang menimbulkan kebimbangan, agar dipilihkan yang terbaik diantara 2 hal, ya atau tidak, diteruskan atau diputuskan. Jika setelah istikhoroh dada terasa lapang terhadap salah satu hal diantara 2 maka laksanakan hal yang membuat lapang. Bila belum ada pilihan, ulangi sholatnya. Jika setelah istikhoroh masih juga bimbang, maka periksalah jangan-jangan hati kita yang sedang sakit.( dikutip dari majalah Hidayatullah)
Banyak hal-hal peribadatan, yang dulu saya lakukan tanpa ilmu…tanpa ilmu… Dan sering pula, dahulu, suara hati ini membatin “yaah, Allah juga tahu persis apa yang kita mau, apa yang kita niatkan, kalau salah-salah caranya, Dia juga maklum laaah…” Klop, bila bertemu dengan orang-orang yang sama-sama melakukan kesalahan. Seolah-olah senasib dan berpendapat sama…yang akhirnya terus menerus terlena tidak merasa perlu mencari yang benar. Malah ada masukan yang mengatakan, “hati-hati lho mencari ilmu, harus diamalkan, bila tidak malah berat tanggung jawabnya.” (Lho padahal bila dipikir sekarang, mencari tahu ilmu sholat sunnah Istikhoroh ini saja misalnya, saya anggap sebagai ‘tambahan ilmu’ namun bila kita tidak dihadapkan pada satu pilihan berat, tentunya kita tidak perlu mengamalkan sholat istikhoroh ini juga, kan?) Ilmu sholat-sholat sunnah ini kita belajar (manqul) saja dari Kitab Nawafil dengan bimbingan, dan disaat kita memerlukannya kita bisa segera mengamalkannya tanpa ragu-ragu.
Begitu banyak kebodohan yang sekarang bisa jadi bahan tertawaan saya sendiri… malu sendiri…
Satu lagi, tentang mandi janabat… , saat belum belajar, saya hanya tahu bahwa mandi janabat itu adalah berniat..lantas “byuurrr” langsung mandi guyur dari bagian kepala hingga kaki.. selesai.., baru sepuluh tahun lalulah saya diajarkan bahwa mandi janabat ada prosesnya, yaitu berniat, membaca basmalah, berwudhu seperti wudhu saat akan sholat dan seterusnya. Bayangkan setelah berumur sudah tidak muda lagi, saya baru mengetahui cara mandi janabat yang sesuai hadis.. bila ada yang mengatakan “aah daripada salah-salah ilmu, Tuhan juga mengerti bahwa niat kita adalah mandi mensucikan diri”.. yaa benar Allah Maha Mengetahui..tapi sekali lagi kewajiban kitalah mencari ilmu itu tadi.. apa jadinya bila cara sholat kita juga salah-salah (dengan tanpa mencari tahu mana yang benar, misalnya??)
Memang urusan pahala, diterima/tidaknya ibadah kita itu urusan kita dengan DIA… tapi aku pribadi memilih untuk memperbaiki mana yang dulu tidak sesuai ilmu Quran dan Hadis, daripada tidak sama sekali… Paling tidak untuk amalan diriku sendiri.
(wass, De-eS, Sept2014, Renungan diri terhadap amalanku dulu)
Tinggalkan komentar